Maros – reaksipress.com – Seekor ikan lumba-lumba memasuki kawasan muara dekat pemukiman penduduk di Desa Marannu, Kecamatan Lau, Kabupaten Maros. Kamis (04/29/2021)
Temuan lumba-lumba itu membuat kaget pemilik empang di dekat muara, karena jarak antara empang dan laut berkisar lima kilometer, dengan alur yang sempit
Salah satu warga di Marannu, H. Haris membeberkan bahwa lokasi empang miliknya yang berbatasan langsung dengan bantaran sungai merupakan muara menjurus ke laut, temuan mamalia tersebut ia ketahui saat melihat empang miliknya sekitar pukul 07.00 pagi.
Lumba-lumba itu diperkirakan masuk ke pemukiman warga saat air sedang dalam kondisi pasang.
“Saya kaget juga melihat ada ikan besar berenang di empang. Karena penasaran akhirnya saya mendekatinya dan ternyata itu seekor lumba-lumba. Dan perkirakan dia terdampar di sini karena melompati pembatas empang saat air pasang. Otomatis dia melompat untuk masuk ke sini, karena saluran air di empang ini terbilang kecil. Tidak mungkin dia melewatinya,” jelasnya kepada wartawan.
Kejadian seperti ini kata dia baru pertama kali di daerahnya. Meski begitu, menurut Haris, dari informasi dari warga sekitar, semalam warga sempat melihat kawanan lumba-lumba yang jumlahnya diperkirakan sekira 20 ekor masuk di muara sungai. Diperkirakan, lumba-lumba yang masuk di empang merupakan bagian dari kawanan lumba-lumba tersebut.
“Ini baru pertama kali terjadi. Juga baru pertama kali ada kawanan lumba-lumba yang terlihat di sekitar Kabupaten Maros, dan sampai terdampar di empang,” jelasnya.
Haris mengaku, kejadian ini telah dilaporkan ke aparat pemerintah dan tim Animal Rescue Pemadam Kebakaran. Karena saat ini kondisi air sungai yang mulai surut dan banyaknya bakau yang dikhawatirkan akan melukai tubuh lumba-lumba.
Sementara itu, Tim Animal Rescue Pemadam kebakaran Kabupaten Maros, Muhammad Ikhwan mengatakan, tim dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) akan melakukan evakuasi lumba-lumba tersebut besok, saat air pasang. Dia menjelaskan, terdapat beberapa luka di tubuh lumba-lumba, diduga akibat gesekan ranting bakau.
© Copyright 2023, Semua hak dilindungi undang-undang. Materi ini tidak boleh dipublikasikan, disiarkan, ditulis ulang, atau didistribusikan ulang tanpa izin.