Artikel.Budaya- reaksipress.com _Salah satu budaya tradisi lisan seperti cerita rakyat, mengandung kearifan lokal dalam isi cerita, disebut juga bagian dari foklore menyimpan sejumlah informasi sistem budaya seperti filosofi, nilai, norma, dan penanda perilaku masyarakat kala itu.
Cerita rakyat bagi masyarakat lampau Sulawesi Selatan menyebutnya dengan istilah “Paupau Rikadong”, sebuah keinginan dari pelaku/penutur cerita untuk mengekspresikan gagasan atau ide lalu mewariskan nilai-nilai tersebut ke-generasi berikutnya, juga sebagai sarana penting untuk memahamkan dunia kepada orang lain. Revitalisasi hal ini merupakan perlawanan atas tergerusnya nilai nilai keteladanan lampau, sebagaimana hari ini generasi kita oleh media tivi diserang 24 jam kehidupan material, gosip artis, popularitas dan melupakan maknawia kearifan lokal kita.
Revitalisasi makna Dalam Cerita oleh penutur langsung Uak Daming (seniman biola Panjallingang thn 80-90 an) meresapkan penulis pada sebuah papaseng yang yang masih membekas hingga kini, katanya dalam kesimpulan cerita “sikammani minjo tauwa punnu se’rei sanna jai kabajikanna…”, pemahaman serupa yang di maknai sama dalam bahasa Bugis yaitu “rimasseddinna rupa tauwe tenri pauni kessinna”.
Atraktif penuturan mengindahkan kami (sebagai bocah kala itu) untuk bermalam di rumah panggung miliknya hanya sekedar untuk mendengar kisah atau cerita, membekas ia menyampaikan sikap, pandangan, dan nasihat dari kemampuan penutur dalam mengelola lingkungan rohani pendengarnya, dapat juga terkatakan sebagai jawaban kreatif terhadap situasi geografis-geopolitis, historis, dan situasional yang bersifat lokal, elemen ini penting untuk memperkuat kohesi sosial di antara warga masyarakat.
Akhir cerita Uak Daming “… akkirapangi nak, lettu riolo makkala ri cappa alletengnge”. pesan yang sangat membekas ketika kerasnya kehidupan terlalui dengan baik dengan cara berbenah lebih pagi, atau bangun pagi dengan persiapan yang baik.
Bibir keriput nenek atau di panggil Uak, keluar begitu saja pelisanan yang mengingatkan banyak hal akan kebaikan, juga pesan2 tentang kesabaran dan keteguhan misal dalam cerita ” I Daya Mulli”_ meski telah 35 tahun lalu namun seakan nasehat dari cerita tersebut masih sangat basah ditelinga.
Tradisi bercerita atau pau-pau ri kadong, telah kami bukukan dalam judul “kearifan Budaya Lokal”, demi melestarikan dan melekatkan nilai moral dikandung tsb, juga se-kaitan dengan salah satu manfaat pemelajaran sastra dalam membentuk watak peserta didik_ Penulis: Kaimuddin Mbck
______
*Paupau Rikadong dari kab.Maros, dalam lacak jejak di kelurahan Bontoa, berjudul “si Pue Pue”, telah dipublikasikan pada tahun 2007 dalam acara “Festival Budaya Kelong-Kelong dan Dongeng )”, yang digelar oleh Departemen Pariwisata Propinsi Sulawesi Selatan, dan tahun2 berikutnya menyusul Toakala dan Pangulu lading. pada moment yang sama.
© Copyright 2023, Semua hak dilindungi undang-undang. Materi ini tidak boleh dipublikasikan, disiarkan, ditulis ulang, atau didistribusikan ulang tanpa izin.
