Jiwa Berlainan Dengan Ruh

Artikel – reaksipress.com – Ada banyak misteri pada diri insan yang belum terungkap. Sehingga itu kajian tentang jiwa dan roh atau hal yang kasat mata pada diri manusia tak pernah berhenti ingin diungkap oleh para ulama. Apatalagi firman Allah ﷻ mengarahkan mengkajinya

وَفِيٓ أَنفُسِكُمۡۚ أَفَلَا تُبۡصِرُونَ

dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan? Adz-Dzariyat: 21

Meski sulit mengungkap misteri non materi yang ada pada diri manusia. Beruntungnya umat Islam ada nabi dan rasul yang diutus Allah ﷻ yang terpercaya. Untuk memberi pencerahan tentang hakikat jiwa dan ruh.

Dengan meninggalkan al-Qur’an dan sunnah sebagai referensi untuk jadi landasan hujah dalil mengungkap hakikat roh dan jiwa. Sebab bagi yang tak percaya pada al-Qur’an sulit baginya menjelaskannya.

Penulis pernah mendengar kisah professor Amerika masuk Islam gegara meneliti ruh. Usai meneliti Ia berasumsi, “bahwa roh dapat keluar masuk pada tubuh terutama saat tertidur” pendapat ini disimpulkan usai bertahun-tahun ia meneliti.

Nah, ketika sang professor sedang mempresentasikan temuannya. Hadir diantara peserta seorang ilmuan muslim. Menanggapi dan memberi tahu, “bahwa hal itu telah lama diungkap al-Qur’an sejak 1400 tahun yang lalu dan kami sebagai muslim telah meyakini itu”, ucap peneliti muslim, Ia lalu membaca ayat hujjahnya,

ٱللَّهُ يَتَوَفَّى ٱلۡأَنفُسَ حِينَ مَوۡتِهَا وَٱلَّتِي لَمۡ تَمُتۡ فِي مَنَامِهَاۖ فَيُمۡسِكُ ٱلَّتِي قَضَىٰ عَلَيۡهَا ٱلۡمَوۡتَ وَيُرۡسِلُ ٱلۡأُخۡرَىٰٓ إِلَىٰٓ أَجَلٖ مُّسَمًّىۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَأٓيَٰتٖ لِّقَوۡمٖ يَتَفَكَّرُونَ

Allahﷻmemegang ruh (seseorang) pada saat kematiannya dan ruh (seseorang) yang belum mati ketika dia tidur; maka Dia tahan ruh (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia lepaskan ruh yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran) Allah bagi kaum yang berpikir. QS. Az-Zumar, Ayat 42

Sontak professor Amerika tersebut penasaran dan ingi tahu. Lalu iapun mencoba mengkaji ruh yang ada dalam al-Qur’an dengan dibimbing oleh ilmuan muslim tersebut. Tak lama kemudian ia bersyahadat dan masuk Islam.

Kisah ini penulis simak dari Menteri Sosial Dr. Salim Segaf Al-Jufri saat ceramah di Ponpes DDI Mangkoso Kabupaten Baru. Acara penamatan santri kala itu.

Diantara perbedaan jiwa dengan ruh menurut Prof. Dr. Ahmad Syauqi Ibrahim yaitu:

1. Jiwa kadang menyuruh manusia berbuat kejahatan, sedangkan ruh selalu tunduk pada perintah Allah. Ruh adalah kebaikan mutlak;

2. Jiwa dapat mengalami sakit, seperti terkena penyakit kejiwaan, sedangkan ruh tidak pernah mengalami sakit sama sekali;

3. Jiwa merasa bahagia ketika mendapat kenikmatan dunia, sedang ruh merasa bahagia jika jauh dari nikmat dunia;

4. Jiwa gudangnya perasaan, hasrat dan kadar keimanan manusia, sedang ruh adalah rahasia kemanusiaan, rahasia kekalan di akhirat dan rahasia kesadaran manusia;

5. Jiwa hanya bisa meninggalkan tubuh kala mati, sedangkan ruh dapat meninggalkan tubuh ketika tidur, lalu kembali saat terjaga dari tidur, juga meninggalkan tubuh kala mati;

6. Jiwa dihisab pada hari akhirat, sedang ruh tidak. Allah ﷻberfirman,

كُلُّ نَفۡسِۭ بِمَا كَسَبَتۡ رَهِينَةٌ

Setiap jiwa bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya,
QS. Al-Muddatstsir, Ayat 38

Ada empat potensi dimiliki tubuh. Ia non materi–tak dapat dijangkau pengindraan manusia. Namun jelas keberadaanya diantaranya jiwa, akal, ruh dan qarin. Keempat hal ini disebut keberadaannya di dalam al-Qur’an juga hadis Nabi ﷺ bahwa ia ada dalam setiap tubuh manusia.

SEMUANYA BEPASANGAN: JIWA PASANGANNYA AKAL SEDANG RUH PASANGANNYA QARIN

Kajian Dai Kamtibmas/Penyuluh Agama Islam Non PNS/DANI-Dai Anti Narkotika. Tulisan : Hamka Mahmud
Editor : MR