Maros – reaksipress.com – Budaya gotong royong di tengah masyarakat masih hidup dan mengakar sampai sekarang. Seperti dalam proses memindahkan rumah atau appalette balla di Kelurahan Soreang Kecamatan Lau Kabupaten Maros, Jumat (26/7/2019).
Kegiatan appalette balla ini dilakukan secara beramai-ramai oleh masyarakat. Warga yang hendak memindahkan rumahnya dibantu oleh warga dengan sukarela.
Sekilas, kegiatan memindahkan rumah yang begitu besar tidak masuk akal jika bisa dilakukan dengan tenaga manusia. Pasalnya, bobot rumah yang dipindahkan tentu saja tidak ringan, bisa puluhan ton. Namun semangat gotong royong membuktikan bahwa hal yang mustahil bisa terjadi.
Prosesi memindahkan rumah ini juga turut dibantu oleh pejabat dan perangkat kelurahan, diantaranya Lurah Soreang, Andi Arham Rizkiawan.
Sekretaris Lurah Soreang, Ilham Halimsyah menyampaikan, dalam proses memindahkan rumah ini, warga beramai-ramai mengangkat rumah. Rumah yang diangkat adalah rumah panggung dari kayu.
Untuk memudahkan proses mengangkat rumah, awalnya bambu-bambu diikat di masing-masing tiang rumah. Ini sebagai alat bantu mengangkat rumah. Bambu tersebut dipanggul bersama-sama untuk mempermudah mengangkat rumah dan memindahkannya
“Kegiatan memindahkan rumah ini dilakukan usai salat Jumat. Dengan penyampaian melalui pengumuman di masjid, secara spontan masyarakat datang beramai-ramai. Warga laki-laki langsung menuju lokasi rumah yang akan dipindahkan,” ujarnya.
Mereka berkumpul mengelilingi rumah, masing-masing pada posisi bersiap memegang batang bambu sambil menunggu aba-aba. Saat aba-aba disampaikan, rumah pun diangkat dan bergerak pelan secara bersama-sama menuju titik yang telah ditentukan.
Kepala Lingkungan Soreang, Azis mengatakan, rumah yang dipindahkan kali ini adalah rumah panggung milik Dg Halimah, meski dengan jarak pindah hanya sekira 5 meter, namun tradisi gotong royong seperti ini menjadi bukti kalau warga masih memelihara semangat saling membantu.
Tradisi gotong royong memindahkan rumah tersebut sudah dilakukan oleh masyarakat secara turun-temurun. Warga yang hendak memindahkan rumahnya akan dibantu oleh warga sekitar dengan sukarela.
“Kita bersyukur, budaya gotong royong masih hidup dan lestari di masyarakat kita sampai saat ini. Secara spontan masyarakat datang membantu. Ratusan orang ikut mengangkat rumah,” ungkapnya.
Usai mengangkat rumah, ratusan warga yang terlibat dalam kegiatan ini menyantap makanan yang disediakan pemilik rumah. Makanan yang disajikan pemilik rumah, yakni bassang, makanan khas Bugis-Makassar berupa bubur jagung.
© Copyright 2023, Semua hak dilindungi undang-undang. Materi ini tidak boleh dipublikasikan, disiarkan, ditulis ulang, atau didistribusikan ulang tanpa izin.