Maros.Sulsel – reaksipress.com – Pengurus Pencinta Seni Masyarakat Seni Salima menggelar acara ‘Temmu Taung Maka Seppulo Arua’ atau ulang tahun yang ke-18 di Gedung Serbaguna Maros, Sabtu malam, (29/02/2020)
Ketua Mayarakat Seni Salima, Muhammad Adam Wijaya, mengungkapkan, beberapa budaya sudah tenggelam apalagi tari-tarian. Menurutnya, beberapa tarian hanya bisa dinikmati ketika ada acara dan penyambutqn tamu kehormatan.
“Kalau pengantin, sudah jarang itu ada tari Paduppa. Padahal, itu juga untuk menyambut pengantin,” ungkap Adam
“Kedua, bagaimana mengajak generasi muda merasakan kalau budaya bukanlah sesuatu yang tidak penting,” imbuh mahasiswa jurusan manajemen UMMA ini.
Selanjutnya, mengubah pandangan masyarakat ke anak-anak pasar yang dianggap nakal dan kriminalis. Itu pulalah yang mendorong Masyarakat Seni Salima berdiri 18 tahun silam. Menghilangkan kesan seperti itu. Tutupnya.
Sementara itu, salah seorang pendiri, Muhammad Ilyas Cika, mengaku bangga terhadap anak-anak muda yang sampai sekarang masih aktif. Dia pun bernostalgia dan menyampaikan rasa rindunya kala turut merintis sanggar ini.
“Saya tidak bisa melupakan kakanda Wawan Mattaliu yang menyebut nama ini sebagai Masyarakat Seni Salima,” ungkapnya.
Beberapa pekerja seni di Kabupaten Maros turut ambil bagian dalam acara ini dengan menampilkan keahlian mereka, salah satunya persembahan dari kaimuddin yang lebih akrab disapa sang baco. Ia memukau penonton dengan dendang toriolo dalam solo gitar yang apik.