Mie instan asal Indonesia, Indomie kembali mencuri perhatian publik. Sebab, mie yang kini dikenal secara global ini dikabarkan menjadi alat transaksi seks di Ghana. Sebagai produk, Indomie punya perjalanan panjang di Tanah Air. Berikut fakta-faktanya:
- Indomie Diproduksi 1970-an
Sebagaimana dikutip dari situs Indomie dijelaskan, mi instan sendiri pertama kali dikenalkan dan dipasarkan di Jepang pada tahun 1958. Mi ini cepat diterima oleh masyarakat Jepang karena praktis dan rasanya yang enak. Tak lama kemudian, popularitas menyebar ke seluruh dunia termasuk di Indonesia.
Mi instan merek Indomie sendiri diluncurkan pada tahun 1971. Kala itu hanya tersedia rasa kaldu ayam. Pada tahun 1982, Indofood meluncurkan rasa mi goreng yakni varian kering pertama yang dikonsumsi tanpa kuah.
- Bukan Mi Instan Pertama RI
Indomie bukanlah produk mi instan pertama di Indonesia. Seperti dikutip CNBC Indonesia, sejarah mi instan di Indonesia dimulai pada 1968 yakni ketika produsen mi instan Supermi, PT Lima Satu Sankyu (kemudian berganti nama menjadi PT Lima Satu Sankyu Indonesia dan PT Supermi Indonesia) didirikan.
Perusahaan ini didirikan Sjarif Adil Sagala dan Eka Widjaya Moeis dengan bantuan Sankyu Shokushin Kabushiki Kaisha asal Jepang yang lebih dulu sukses sebagai negara produsen mi instan. Setelah diproduksi, Supermi resmi menjadi mi instan pertama di Indonesia dengan pemanfaatannya yang sangat luas saat itu dan tidak berbumbu.
- Sanmaru Jadi Produsen Pertama Indomie
Pada tahun yang sama, PT Sanmaru Foods Manufacturing Co Ltd didirikan. Sanmaru yang dimiliki Djajadi Djaja Chow Ming Hua, Wahyu Tjuandi, Ulong Senjaya, dan Pandi Kusuma inilah yang memproduksi Indomie. Kelompok usaha asal Medan (Sumut) tersebut bernama Jangkar Jati Group.
- Indofood Produksi 3 Merk Mie, Termasuk Indomie
Pada 1970-an, pemerintah Orde Baru menginginkan ada diversifikasi makanan pokok ketika harga beras mahal saat itu. Kebijakan ini menguntungkan Sudono Salim atau Liem Sioe Liong (Om Liem) yang nantinya mendirikan Grup Salim, Indofood. Ia yang terkenal sebagai pengusaha gandum mendirikan pabrik penggilingan gandum Bogasari di Tanjung Priok pada 29 Novembr 1971. Bisnis inilah yang membesarkan Grup Salim nantinya.
Pada 1976, Supermi mulai mengekor Indomie dan bertransformasi menjadi mi instan berbumbu. Barulah pada 1977, Om Liem mendirikan PT Sarimi Asli Jaya dan mulai memproduksi Sarimi pada 1982. Namun, ketika harga beras mulai stabil karena pengembangan pestisida dan pupuk, Om Liem yang membeli mesin pabrik dalam jumlah besar menilai harus menggandeng pihak lain agar mesinnya tidak karatan.
Maka itu, Om Liem berusaha menggandeng Sanmaru dan Indomie untuk memanfaatkan fasilitas pabriknya. Akhinya pada 1984, Sanmaru dan Sarimi Asli berhasil bergabung dengan cara membentuk perusahaan patungan bernama PT Indofood Interna Corporation. Lalu pada 1986, giliran Supermi Indonesia yang diakuisisi Indofood Interna melalui anak usahanya yang bernama PT Lambang Insan Makmur.
Om Liem kemudian mendirikan perusahaan baru bernama PT Panganjaya Intikusuma pada tahun 1990. Perusahaan ini merupakan cikal bakal PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) pada 1994 yang menaungi produk-produk tersebut.
© Copyright 2023, Semua hak dilindungi undang-undang. Materi ini tidak boleh dipublikasikan, disiarkan, ditulis ulang, atau didistribusikan ulang tanpa izin.