Maros.Sulsel – reaksipress.com – Kisah inspiratif datang dari seorang warga di lingkungan Bontoa, Kelurahan Bontoa, Kecamatan Mandai, Kabupaten Maros.
Zulkifli (28) yang akrab disapa Pe’llo, seorang penyandang disabilitas bekerja siang-malam menjadi tukang tambal ban.
Lahir dari Pasangan Alm. Jamaluddin (43) dan Hawang (49). Zulkifli bekerja keras demi untuk meringankan beban orang tuanya sekaligus ingin membahagiakan ibunya.
Ia memulai keusahanya dua belas tahun silam saat ia merasa jenuh tinggal di rumah dan tidak bisa berbuat apa- apa.
Ia kemudian memutuskan membantu mendiang ayahnya yang saat itu membuka usaha bengkel di depan rumahnya.
2014, ketika ayahnya meninggal, Zulkifli kemudian melanjutkan usaha yang dirintis bersama ayahnya dan tidak memiliki niat untuk menutup bengkel itu meskipun kondisi tubuh nya tidak sempurna. Ia lahir dengan kondisi cacat di kedua kakinya.
Kini, ia harus berjuang sendiri. Tidur di bengkel dengan beralaskan tikar seadanya adalah hal yang harus dilakoninya setiap hari. Ia rela bangun tengah malam saat ada pengendara yang membutuhkan bantuannya.
“Hidup ini sudah takdir Allah. Swt. Cacat ini tidak membuat saya menyerah dan menjadi beban buat orang lain. Hasil yang saya dapat, saya serahkan ke ibu untuk keperluan sehari-hari.” Paparnya dengan tegar ketika ditemui wartawan reaksipress.com.
Pe’llo alias Sulkifli mengaku telah mendapat perhatian dari pemerintah daerah Kabupaten Maros melalui Dinas Sosial. “Saya sudah didata dan dapat bantuan tahun lalu.”katanya.
Ia berpesan untuk semua generasi muda untuk berjuang bahkan ketika kondisi tidak memungkinkan, karena menurutnya tidak ada yang mustahil ketika seseorang berusaha dan berdoa.
Laporan : Isla
© Copyright 2023, Semua hak dilindungi undang-undang. Materi ini tidak boleh dipublikasikan, disiarkan, ditulis ulang, atau didistribusikan ulang tanpa izin.