Opini – reaksipress.com – Penulis didebat oleh aktivis IT, yang sangat mahir seluk-beluk tentang internet. Dia menyanggah tulisan penulis kajian Dai Kamtibmas seri 655. Dengan menuduh terlalu dini menyimpulkan bahwa itu bom bunuh diri. Pada hal data penulis tidak mengada-ada dan mengutip pernyataan Kabid Humas Mabes Polri Irjen Pol Argo Yuwono.
Ia beropini bahwa boleh jadi korban hanya kurir yang dititipi barang lalu dengan tombol jarak jauh bom itu diledakkan. Ia curiga bahwa bom itu direkayasa. Ini asumsinya. Penulis sanggah dengan mengatakan anda mungkin telah tertular opini dari tulisan Ahmad Khazinudin, berjudul, “Teror Bom Makasar Antara Fakta dan Opini. Dia menjuluki dirinya sastarawan politik. Mengamati ciri khas narasinya sepertinya mantan pentolan organisasi terlarang.
Ia menyangkal. Tapi narasi yang ia kemukakan mirip dari tulisan opini tersebut. Intinya, ia mengarahkan penulis untuk tidak percaya bahwa itu bom bunuh diri. Mungkin agak tajam narasi sanggahan penulis selanjutnya. Akhirnya ia memilih hengkang di grup whatsapp itu. Pada hal dia yang memulai menyanggah dan mengajak berdebat.
Mungkin tersinggung narasi penulis tentang adanya manusia yang raib simpatinya melihat peristiwa bom. Hingga ia memilih hengkang di grup whatsapp tersebut. Atau mungkin karena penulis ungkap jati dirinya yang kritis dahulu. Tapi ketika dapat jabatan wah, di salah satu lembaga pendidikan. Karakter kritisnya raib. Pada hal kritisnya itu dibutuhkan. Karena konflik agraria telah terjadi.
Lain lagi seorang oknum PNS yang mengungah status tentang tidak percaya bahwa itu bom bunuh diri?. Bahwa boleh jadi itu kurir yang tak tahu barang dibawaannya lalu saat mengantar di lokasi ada orang yang meledakkannya dari jarak jauh.
Penulis juga sanggah statusnya tersebut. Anehnya banyak yang like unggahanya. Artinya mendukung kalimat narasi yang ia unggah. Tapi untung setelah penulis jafri data dari anggota Polri yang diberikan penulis. Bahwa peristiwa itu adalah bom bunuh diri. Status di FB-nya lalu dihapus. Itu langkah yang sangat tepat. Sebab jika tidak ia hapus bisa saja ada yang melaporkan dirinya. Apalagi ia sosok PNS berprestasi. Harus ia jaga karir cemerlangnya.
Bom Makassar Geng Villa Mutiara.
Seperti yang penulis kemukakan di seri 655. Bahwa penulis menduga pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral adalah bagian dari geng Villa Mutiara yang digrebek Densus awal tahun 2021 lalu. Ternyata analisa penulis benar. Kapolri saat jumpa Pers mengatakan demikian dan menyebut nama inisial pelaku dengan L dan menyebutkan bahwa pelaku telah menulis surat wasiat akan melakukan bom bunuh diri. Foto-foto pelaku telah beredar.
Penulis sering mengisi khutbah jumat dan ceramah Ramadhan di sebuah masjid tak jauh dari lokasi yang digrebek Densus 88 di Villa Mutiara. Seorang jamaah pernah memberi tahu penulis bahwa ada kelompok kajian suka mengadakan pertemuan di sebuah rumah. Yang akhirnya digrebek Densus 88. Lalu teringatlah penulis dari informasi jamaah tersebut.
Menariknya salah satu yang ikut diringkus adalah seorang oknum PNS Pemda Maros. Penulis tahu persis orangnya. Ia simpatisan dari seorang oknum ustad yang mati di salah satu Lapas Nusakambangan saat menjalani hukumannya. Sang oknum ustad itu pernah dimuat di halaman depan koran Fajar ketika membaiat pimpinan ISIS di Suriah.
Oknum PNS itu berinisial M, telah dicuci otaknya oleh si ustad yang mati di Nusakambangan. Sehingga puncaknya iapun turut dicokok oleh Densus 88 saat penggrebekan di Villa Mutiara di Januari 2021 lalu. Dikarenakan bagian dari geng Villa Mutiara. Sebelum itu, si oknum PNS ini pernah ditampar oleh anggota Polri di Kantor Polsek dikarenakan dilaporkan memukul istrinya yang tidak mau tanda tangan berkas izin untuk nikah lagi.
Pelaku Bom Ayahnya Orang Maros.
Malu dan sedih, penulis atas kasus bom Makassar ini. Sebab nama kota kelahiran penulis turut disorot media. Utamanya pelaku bernama Lukman. Ia lahir dan besar di Maros lalu ketika wafat ayahnya, ia pindah ke Kota Makasar tinggal di rumah neneknya di Bungaeja Tinumbu.
Menurut informasi sumber penulis. Pelaku berubah prilakunya saat setelah menikahi wanita yang turut serta melakukan bom bunuh diri. Yang ternyata wanita itu adalah sosok paling aktif ikut pertemuan di rumah lokasi penggrebekan oleh Densus 88 di Villa Mutiara di bulan Januari 2021 lalu.
Mungkin istrinya yang 7 bulan lalu ia nikahi, menghasutnya untuk mati bersama dengan meledakkan diri. Sebab dendam kusumat. Karena Rifaldi yang menikahkan mereka berdua telah diringkus. Apalagi ilmu merakit bom telah diketahui. Sebab jaringan geng Villa Mutiara pernah terlibat meledakkan bom di sebuah Gereja di Julu Filipina Selatan.
Sejenak kita merenung, sepertinya jauh dari nalar sehat peristiwa bom bunuh diri ini. Kok ada orang nekat mati bersama dengan bom bunuh diri menggunakan simbol agama?
Tapi lalu penulis meyakini memang begitulah watak orang yang telah dicuci otak oleh kaum radikalisme. Perjalanan dakwah menghendaki penulis bertemu para kaum radikal. Baik itu di Lapas dan Rutan serta di masyarakat umum. Apa lagi penulis pernah menjual buku. Sehingga dari pekerjaan tersebut bertemu ragam kelompok.
Dua suami istri yang merusak citra agama Islam telah dikebumikan di Lingkungan Panaikang Kecamatan Maros Baru. Dengan hanya satu liang kubur. Mereka pergi dengan menyisakan fitnah dan mengusik ketenangan dan keharmonisan kerukunan antar umat beragama di Sulawesi Selatan. Semoga tidak ada lagi yang meniru jejak mereka.
Deteksi Dini Terpapar Terorisme.
Ekstrimisme atau terorisme adalah musuh bersama. Sebab ia paham yang menginginkan raibnya iklim damai dan keamanan hidup. Olenya itu, harus semua semen dan lapisan masyarakat terlibat mencegahnya.
Jika mendengar atau menyimak dari mulutnya atau dari tulisannya kebencian sengit kepada kelompok agama tertentu yang sah di negeri ini. Maka jangan tunda, beritahukan segera aparat hukum. Apa lagi jika ia telah lontarkan di lisanya dan ditulis distatus media daringnya bahwa akan mengebom.
Seperti yang dilakukan Lukman si pelaku bom Makassar. Maka anda jangan tunda, sebab berkewajiban melaporkan niat teror tersebut. Karena rumus anatomi kriminal adalah N+K=C. N adalah niat, K adalah kesempatan dan C adalah crime atau perbuatan kriminal.
SETAN MENGHASUT MANUSIA DENGAN MENYURUH BERBUAT KEJI MELAKUKAN BOM BUNUH DIRI.
Kajian Dai Kamtibmas/Penyuluh Agama Islam Non PNS/DANI-Dai Anti Narkotika/DASI (Da’i Siber Indonesia) BY: Hamka Mahmud Seri 656
HP: 081285693559