Lainnya

    Nahdatul Ulama Bulannya NKRI

    - Advertisement -
    - Advertisement -
    - Advertisement -

    Maros – reakspress.com – Kalau insan diperumpamakan bagai matahari. Yakni ayah matahari dan ibu bulan. Majas ini termaktub dalam kitab suci Alqur’an di surah yusuf ayat 4. Dari argumen itulah penulis memberi tamzil bahwa Nahdatul Ulama yang tanggal 31 Januari 2021 genap usianya 95 Tahun. Pada tahun 1926 dilahirkan.

    Tentu mataharinya NKRI menurut penulis yakni Muhammadiyah. Dari lambangnya dapat dipastikan dan dari ijtihat ilmu falaqiyahnya juga kerap berpatokan dengan orbit matahari. Hingga Muhammadiyah jauh sebelum Idul Fitri dan Idul Adha sudah menetapkan waktunya. Sementara NU rukyatul hilal atau melihat penampakan bulan/hilal.

    Kedua benda langit ini amat sangat dibutuhkan bumi, sebagaimana Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama sangat di butuhkan NKRI.

    هُوَ ٱلَّذِي جَعَلَ ٱلشَّمۡسَ ضِيَآءٗ وَٱلۡقَمَرَ نُورٗا وَقَدَّرَهُۥ مَنَازِلَ لِتَعۡلَمُواْ عَدَدَ ٱلسِّنِينَ وَٱلۡحِسَابَۚ مَا خَلَقَ ٱللَّهُ ذَٰلِكَ إِلَّا بِٱلۡحَقِّۚ يُفَصِّلُ ٱلۡأٓيَٰتِ لِقَوۡمٖ يَعۡلَمُونَ

    Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan Dialah menetapkan tempat-tempat orbitnya, agar kamu mengetahui bilangan tahun, dan perhitungan (waktu). QS. Yunus, Ayat 5

    NU telah memberi warna kehidupan bangsa Indonesia. Ia membangun bangsa dari banyak sisi. Memang sangat wajarlah jika Bapak Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo sowan pada pengurus NU dan juga kepada Muhammadiyah setelah dilantik Presiden Joko Widodo.

    Ormas lainpun, apa lagi jika baru berdiri setelah Indonesia merdeka. Sepantasnya mereka menghormati senioristas Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama. Dan jangan pernah merasa lebih besar dengan mereka. Apa lagi merasa lebih hebat dari negara, hanya karena punya masa fanatik yang kemanapun ditombol rela mati konyol. Meski melanggar hukum dan etika beragama. Itulah sinyal tablis iblis jika berbangga diri dengan mereka. Apa lagi negara ini.

    Ormas selain Nahadtul Ulama dan Muhammadiyah posisinya hanya seperti bintang gemintang. Bintang tidak boleh melebihi cahaya mereka berdua. Itu ketetapan Allah. Namun demikian tidak juga boleh dianggap remeh, sebab bintang dapat jadi navigasi selain peran bulan serta petujuk matahari.

    Karena NU diperumpamakan bulan. Maka dia punya ranah dan medan tersendiri untuk terus eksis dalam memberi manfaat kepada NKRI. Yaitu bulan kontribusi eksisnya pada malam hari. Jika direnungkan sepertinya NU menggarap dakwah di kalangan masyarakat tradisional. Istilah di NU “Islam Nusantara”. Lalu Muhammadiyah menggarap lahan pada kalangan intelektual. Istilah populernya, “Islam Berkemajuan”

    Matahari dan bulan jangan saling menonjol pada waktu bersamaan. Atau pada wilayah yang sudah ditakdirkan Allah untuk eksis, sebab bisa terjadi gerhana. Apakah itu gerhana matahari atau bulan. Yang menyebabkan kehidupan menjadi kacau dan membingungkan.

    Coba amati jika terjadi gerhana, ayam berlomba mencari tempat tengger sebab mereka mengira bahwa malam telah datang. Karena itulah Allah perintahkan hambanya untuk shalat khusuf apabila terjadi gerhana bulan dan shalat kusuf jika terjadi gerhana matahari. Tujuan shalat tersebut yakni untuk berdoa agar musibah itu segera berakhir.

    Penulis punya pengalaman tidak terlupakan ketika Nahdatul Ulama mengadakan muktamar di Kota Makassar. Dan Muhammadiyah merayakan muktamar 1 abadnya di Kota Jogjakata. Pada perhelatan itulah penulis terkagum-kagum melihat banyaknya tokoh NU dan Muhammadiyan yang berkaliber nasional bahkan Internasional. NU telah memberi keseimbangan hidup dan khasanah keilmuan penduduk Indonesia. Juga Muhammadiyah.

    Karena dua ormas tersebut penulis berintraksi, sehingga fiqhi dakwah penulis tidak kaku. Jika khutbah di masjid Muhammadiyah, seperti di Kota penulis Maros Majid Ta’mirul diamanahi imam maka penulis tak menjaharkan bismillah. Sementara kalau di masjid NU sudah jelas ikut kultur, sebab dari keluarga penulis memang ada kedekatan dengan NU. Hanya nama penulis diadopsi dari tokoh Muhammadiyah.

    Pada hari ini, Ahad, 31 Januari 2021 kembali dikenang hari lahirnya NU yang didirikan oleh Hadratul Syekh Hasyim Asy’ari. Bulan yang beliau tinggalkan masih bersinar terang di usianya 95 tahun saat ini. Maka dari sewajarnya kita semua anak-anak bangsa mengenang dan mengigat hari lahir Nahadatu Ulama, agar kita tidak hilang navigasi membangun Negara Kesatuan Repulik Indonesia

    BULAN SANGAT DIBUTUHKAN OLEH BUMI SEBAB IA MEMBERI KESEIMBANGAN ALAM SEMESTA

    Kajian Dai Kamtibmas/Penyuluh Agama Islam Non PNS/DANI-Dai Anti Narkotika/DASI (Da’i Siber Indonesia) BY: Hamka Mahmud Seri 633 HP: 081285693559

    - Advertisement -

    Chaidir Gagas Tagline HIPMI KEREN, Tokoh Muda Siap Bertarung

    Maros - reaksipress.com - CHADIR GAGAS TAGLINE HIPMI KEREN, TOKOH MUDA SIAP BERTARUNG Maros--Paska audiensi...

    Rem Blong, Truk Pengangkut Gula Cair Tabrak Delapan Kendaraan

    Maros – reaksipress.com - Kecelakaan lalu lintas terjadi di Jalan Poros Maros-Makassar tepatnya di...

    Sudah Tersangka Oknum Kepala Desa Belum Ditahan Polres Maros

    Maros- reaksipress.com - Tim Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Salewangang Maros mengunjungi Polres Maros...

    May Day Berlangsung Kondusif, Polres Maros Utamakan Sikap Humanis

    Maros - reaksipress.com - Sebanyak 352 personel kepolisian resor Maros, diterjunkan untuk mengawal jalannya...

    Libur Lebaran, Pengunjung TWA Bantimurung Membludak

    Maros - reaksipress.com -Momen lebaran Idul Fitri 1444 H, tak hanya dimanfaatkan untuk bersilaturrahim,...

    OKP Se-Kecamatan Mandai Gelar Semarak Ramadhan Jilid 3

    Maros - reaksipress.com - Sejumlah organisasi dan lembaga kepemudaan di Kecamatan Mandai menggelar semarak...