Maros – reaksipress.com – Hari Pers Nasional (HPN) yang diperingati setiap tanggal 9 Februari, pada Tahun 2021 Tema tahun ini, “Bangkit Dari Pandemi”. Penulis tak ingin kupas tentang temanya, namun karakter profesi jurnalis yang ingin disorot. Asbabnya tentu kita telah mengetahui bahwa harapan hidup ketika sedang ditimpa wabah adalah keniscayaan.
Ada ungkapan, ‘menulislah seperti jurnalis dan berpidatolah seperti seorang orator’. Menarik! meski singkat namun kalimat motivasi memiliki makna yang dalam.
Fokus pada dua kata ‘menulis dan jurnalis’. Pekerjaan ini melekat pada profesi wartawan, sebab tak dapat disebut ia wartawan jika tak mampu merangkai kata menjadi sebuah bacaan menarik yang berisi informasi. Dua kata di atas ibarat tangan kanan dan kiri.
Menjadi sosok jurnalis yang pandai menulis, tidak instan diraih. Tetapi diperlukan latihan menulis yang serius dan juga berulang-ulang yang terutama juga senang membaca. Sebab penulis yang baik, adalah juga pembaca tulisan yang baik.
Kisah ini sekedar penulis berbagi pengalaman. Yakni tantangan saat seringnya penulis, menulis dan menyebarkannya di medsos. Ada yang penulis tanggapi, ada yang dibantah lewat tulisan selanjutnya. Dengan seringnya menulis, lalu ada beberapa media online resmi yang sering memuat tulisan penulis.
Tahun 2016, ketika mengawali menulis dengan menjadikan media daring sebagai panggung, penulis sering mendapat kritik tajam, ada yang berucap, “jangan terlalu menonjolkan diri, tidak bagus.” tulisnya waktu itu. Ada juga yang mengeluarkan di grup WhatsApp.
Berbagai perlakuan yang tak enak penulis sudah alami. Namun tidak sedikit yang mensuport. Dari dua hal tersebut, penulis jadikan sayap untuk terus memperbaiki tulisan dengan belajar cara menulis para jurnalis. Terutama penulis sangat suka membaca tulisan wartawan senior yang pernah hampir dikriminalisasi, namun lolos yakni mantan menteri Dahlan Iskan.
Membaca, lalu mengamati cara menulis seorang jurnalis kemudian menirunya adalah salah satu metode untuk menarik dibaca. Pada hari Kamis, 4 Februari 2021 ada seseorang yang menelpon penulis. Mengaku bernama Prof. Maidin dari Unhas. Dari suaranya sepertinya tak asing bagi penulis.
Mantan Dekan Fakutas Kesehatan Masyarakat Unhas tersebut, minta penulis untuk membahas tenang bahaya rokok di masa pandemi ini.
“Coba bayangkan ada 7 miliar uang setiap hari dibakar karena rokok” ucapnya penuh prihatin. Lalu beliau mengatakan, “Anda ini adindaku, pandai merangkai kata, terus terang itu kelemahan saya. Apa lagi usia saya saat ini 3 tahun lagi pensiun sebab sudah 67 tahun.” ucapnya penuh motivasi untuk membantu ranah dakwah beliau yakni bahaya rokok. Insya Allah, pada kajian lain dan tersendiri penulis akan kupas hal yang beliau minta, apa lagi penulis pernah jadi korban rokok berpuluh tahun lamanya.
Ini kisah terhadap kesan seorang professor, pembaca Kajian Da’i Kamtibmas yang kemudian penulis tambah alamat identitas Penyuluh Agama Islam Non PNS. Sebab ada yang pernah mengkritik, bahwa hanya membesarkan kepolisian sementara dapat honor atau digaji di Kementerian Agama.
Penulis sanggah, bahwa Da’i Kamtibmas bentukan Polri dan Kementerian Agama. Waktu tahun 2014 Polda dan Kanwil Agama Sulsel Mou mengadakan diklat tersebut. Kedua institusi ini sama-sama bernaung di NKRI, dan bahwasanya kita bekerja untuk membangun NKRI. Jangan dikotomis saat bekerja pada NKRI.
Ciri atau identitas tulisan sangat penting. Sebab pembaca, terutama dari kalangan intelektual senang akan membacanya jika mengetahui pemilik tulisan. Itulah sebabnya lalu penulis tambah identitas DANI (Da’i Anti Narkotika dan DASI (Da’i Siber Indonesia).
Jika kita memiliki kemampuan mengolah dan merangkai kata. Apa lagi juga berperan selaku muballigh maka nasehat dalam bentuk narasi tulisan dapat juga dilakukan untuk mencerahkan, mengedukasi, dan memotivasi masyarakat. Tulisalah yang menarik, dan yang baik-baik.
Jika seorang jurnalis berwatak dan bernaluri seperti burung Hudhud. Sosok hewan yang memberitakan penyimpangan Ratu Bulqis pada Nabi Sulaiman. Lalu dengan berita tersebut Nabi Sulaiman terinspirasi untuk mengirimkan surat. Dari tulisan itulah Ratu Bulqis taat kepada Nabi Sulaiman dan tunduk kepada Allah.
إِنَّهُۥ مِن سُلَيۡمَٰنَ وَإِنَّهُۥ بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
Sesungguhnya (surat) itu dari Sulaiman yang isinya, “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, QS. An-Naml: 30
BERDAKWAH MELALAUI TULISAN SEPERTI PARA JURNALIS ADALAH SARANA MENUNAIKAN TUGAS
Kajian Dai Kamtibmas/Penyuluh Agama Islam Non PNS/DANI-Dai Anti Narkotika/DASI (Da’i Siber Indonesia) BY: Hamka Mahmud Seri 636 HP: 081285693559