Maros.Sulsel – reaksipress.com – Melonjaknya pembayaran listrik untuk non subsidi ditengah pandemi Covid-19 menjadi perhatian serius beberapa elemen dan organisasi. mereka kenaikan ini sangat tidak manusiawi ditengah sulitnya ekonomi bangsa.
Menanggapi hal ini, salah satu pengurus Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Butta Salewangan turut prihatin dan angkat bicara atas tindakan PLN dan pemerintah.
“Harusnya pemerintah melalui PLN mengerti kondisi dan keadaan masyarakat, tidak kemudian membebani masyarakat dengan kenaikan listrik dan iuran BPJS. Saya khawatir pemerintah pusat menganggap kita di daerah kaya-kaya dan dinaggap mampu.” kata Fajril Khaeruddin ketika ditemui awak media reaksipress.com pada Sabtu (16/05/2020) di rumahnya.
Lelaki yang akrab disapa Jerhy ini menuturkan beberapa hari lalu ada warga yang menyampaikan kepadanya bahwa minggu lalu saat Ia membeli Voucher listrik seharga 21.000 rupiah yang masuk senilai 1800 dan bisa digunakan selama empat hari, namun ketika kembali membeli dengan harga yang sama yang masuk hanya senilai 1300, dan digunakan tidak sampai empat hari.
“Kami akan melakukan audensi dengan pihak PLN Maros untuk meminta pe njelasan terkait keluhan masyarakat ini.” lanjut Jerhy.
Ia berjanji, dua atau tiga hari kedepan akan segera melayangkan surat ke pihak PLN dan memoertanyakan kenaikan tarif dasar listrik ini.