Budaya.Sulsel – reaksipress.com – Kecenderungan punahnya beberapa bahasa daerah di negeri ini pastinya sangat memprihatinkan. Di samping akan berakibat pada berkurangnya salah satu aset kebudayaan daerah, juga nilai-nilai kelokalan sebagai aspek penting dalam pelaksanaan pembangunan akan hilang sehingga pemberdayaan rakyat di masing-masing daerah menjadi kurang membumi.
Seperti pernah diberitakan dalam Penelitian UNESCO mereferentasikan bahwa 11 bahasa daerah di Indonesia dianggap punah, 4 bahasa Ibu dari daerah tertentu dianggap kritis dan 2 dianggap mengalami kemunduran.
Belakangan ini perhatian terhadap bahasa daerah masih belum optimal, ditemui di beberapa daerah yang bahasa ibunya terancam punah. Terhadap gejala ini, tokoh pemerhati Budaya Andi Danial Asq mengatakan, kematian sebuah bahasa ibu, merupakan keprihatina akan kepunahan di dalam genggaman masy lokal Bugis Makassar itu sendiri, bagaimana tidak karena di rumah-rumah mereka sekarang tidak ada lagi menggunakan bahasa daerah, semua berbahas Indonesia.
Ia menambahkan impiannya atas revitalisasi tersebut sekira ada tanggapan dari pemerintah atau mungkin orang sukses, ataukah ormas dengan kepedulian untuk membuat satu perkampungan yang sarat dengan nuansa budaya. demikianlah sedikit perlawanan terhadap ketergerusan ini atau semisal tantangan terhadap arus globalisasi. Ia menambahkan bahwa tidak di pungkiri kita berada di era digital, bukan saja persoalan budaya tapi ruh budaya itu sendiri memengaruhi sifat dan watak, atau harus dijaga dan terlebih juga hubungannya dengan aspek mental yang turut memengaruhi nilai keagaamaan.
Refresentasi gambaran kampung budaya, semisal dalam memasuki area tersebut pengunjung menggunakan bahasa ibu, dalam hal ini “Bugis Makassar”. Dengan demikian menciprakkan susana masa silam, (pula) dimana kita masih mendengar, di siang2 hari ditempat tersebut suara mengaji yang ramai oleh anak-anak di kampung tersebut, dan dalam kampung tersebut memungkinkan terjadinya pengkajian kitab-kitab klasik berbasis bahasa daerah oleh semiasal dilakonkan oleh ulama tempo dulu, semoga.
Pentingnya pelestarian Bahasa ibu dan kausalitas kampung budaya aspek kuat memengaruhi jiwa kelembutan dan tatakrama. dalam etnik suku Bugis makassar.tentu tampakan kampung tersebut ditata secara apik berdasarkan kesesuain zaman, namun tetap menonjolkan “nuansa silam sebagai sebuah rasa, rasa dari Karifan lokal masa lalu tersebut”.
Oleh : Sang Baco.
© Copyright 2023, Semua hak dilindungi undang-undang. Materi ini tidak boleh dipublikasikan, disiarkan, ditulis ulang, atau didistribusikan ulang tanpa izin.