Maros – reaksipress.com – Gubernur Sulawesi Selatan, Prof. H.M. Nurdin Abdullah, M. Si., mengaku masih menunggu usulan dari Kepala Sekolah agar bisa memulai sekolah tatap muka. Bahkan, hal tersebut sudah Ia laporkan secara langsung kepada Presiden Republik Indonesia, Ir. Joko Widodo.
“Sulsel memiliki sistem yang cukup berbeda, yakni keputusan mengenai kesiapan sekolah tatap muka kita mulai dari bawah yakni sekolah,” ujarnya, pada Kamis, (12/11/2020) di Kantor Gubernur Sulsel.
Ia menuturkan bahwa yang paling terpenting ialah kesepakatan dari orang tua murid, pihak sekolah dan Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan maupun kabupaten/kota.
Pasalnya, Dinas Kesehatan bersama Disdik melakukan pengecekan kesiapan setiap sekolah, layak atau tidaknya untuk dimulainya sekolah tatap muka.
“Ini juga sudah saya laporkan kepada Bapak Presiden, bahwa langkah kita di Sulawesi Selatan tidak lagi dari atas ke bawah, tetapi kita menunggu usulan dari sekolah atas persetujuan orang tua. Kepala sekolah mengusulkan kepada Kepala Dinas, nanti dinas pendidikan dan dinas kesehatan turun melihat protokol Covid dalam rangka pembelajaran tatap muka,” jelasnya.
Menurut dia, bila pihak Dinas Kesehatan, Disdik sudah begitu yakin dengan keadaan protokol kesehatan, maka Pemprov Sulsel sendiri juga begitu yakin untuk memulai sekolah tatap muka.
“Kalau ini semua kita yakinkan bahwa protokol Covid dijalankan dengan baik, tentu saya akan setuju, tapi jangan tunggu dari kita untuk meminta sekolah untuk dibuka, tapi kesiapan sekolah masing-masing termasuk persetujuan orang tua. Artinya orang tua juga ikut mengawasi anaknya pergi sekolah dan pulang dia tidak kemana-mana,” sambungnya.
Meski demikian, sekolah tatap muka juga sudah dimulai di sejumlah daerah yang dianggap masuk zona hijau, seperti Toraja Utara dan Tana Toraja. Olehnya itu, bagi daerah yang sudah dianggap aman dari penyebaran Covid-19, diharapkan agar tidak mempersulit apalagi jika sudah memenuhi syarat.
“Sudah ada yang membuka kok, termasuk di Toraja. Jangan dibuat menjadi sulit. Yang tahu persis kondisi kita adalah kepala sekolahnya. Kalau kepala sekolahnya sudah menyiapkan protokol kesehatan dengan baik, wajib cuci tangan, wajib pakai masker di sekolah, terus di sekolah juga diatur jarak mungkin kapasitas 50 persen dulu terus yang kedua 50 persen, kan bisa di atur seperti itu,” tutupnya.
Laporan Wartawan : Guntur Rafsanjani