Opini – reaksipress.com – Seiring menjelang kepergian tahun 2020 ini, juga membawa serta orang-orang yang penulis cintai. Pertama, berita duka dari masjid Syuhuda 45 Mapolda Sulsel. Imam rawatib pemilik suara merdu Ustadz H. Mahmud Serang, S.Ag wafat hari Selasa, tanggal 29 Desember 2020 jenazahnya akan kebumikan di kampung halamanya Maumere Nusa Tenggara Barat oleh Polda Sulsel.
Terakhir penulis beremu beliau saat hadir mendampingi Kapolda Sulsel Irjen Pol, Umar Muktiono di Masjid al-Markaz Maros saat shalat subuh berjamah bersama pasukan Brimob menjelang akhir 2018. Juga ditahun yang sama penulis diberi kode saat ingin naik mimbar masjid Syuhada 45, “Ustad khutbahnya 15 menit saja ya! sebab ada tamu yang juga hadir shalat jumat Kepala BNN RI, ” ucapnya waktu itu pada penulis.
Kedua, berita duka saat penulis usai
mengajar mengaji anak-anak TPQ di masjid Da’i Kamtibmas. Saat azan Isya sejenak membuka hp, lalu tiba-tiba ucapan belasungkawa diberbagai grup WhatsApp atas wafatnya Dr. H.M. Arfah Siddiq, MA.
Asbab berita itu, penulis saat imam shalat Isya terdorong membaca ayat istirja yang sunnah dibaca saat mendengar berita duka yakni,
(یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ ٱسۡتَعِینُوا۟ بِٱلصَّبۡرِ وَٱلصَّلَوٰةِۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّـٰبِرِینَ وَلَا تَقُولُوا۟ لِمَن یُقۡتَلُ فِی سَبِیلِ ٱللَّهِ أَمۡوَ ٰتُۢۚ بَلۡ أَحۡیَاۤءࣱ وَلَـٰكِن لَّا تَشۡعُرُونَ وَلَنَبۡلُوَنَّكُم بِشَیۡءࣲ مِّنَ ٱلۡخَوۡفِ وَٱلۡجُوعِ وَنَقۡصࣲ مِّنَ ٱلۡأَمۡوَ ٰلِ وَٱلۡأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَ ٰتِۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّـٰبِرِینَ ٱلَّذِینَ إِذَاۤ أَصَـٰبَتۡهُم مُّصِیبَةࣱ قَالُوۤا۟ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّاۤ إِلَیۡهِ رَ ٰجِعُونَ أُو۟لَـٰۤىِٕكَ عَلَیۡهِمۡ صَلَوَ ٰتࣱ مِّن رَّبِّهِمۡ وَرَحۡمَةࣱۖ وَأُو۟لَـٰۤىِٕكَ هُمُ ٱلۡمُهۡتَدُونَ)
[Surat Al-Baqarah 153 – 157]
Banyak yang kehilangan atas berita wafatnya beliau. Mulai Universitas Islam Makassar tempat kuliah S2. Beliau dosen penguji tesis penulis. Juga pejabat Kampus UIM selaku Wakil Rektor I. Juga organisasi NU Wilayah Sulsel kehilangan tokohnya
DPP IMMIM Pusat, terlebih masjid yang telah mengagendakan beliau tahun 2021 mengisi khutbah. Saat IMMIM membagikan jadwal para anggota khatib. Penulis sempat lihat namanya ditumpukan kertas daftar nama-nama khatib serta masjid yang akan diisinya kelak.
Dosen yang sangat menyenangkan.
Dan tentu setelah kerabat beliau, yang paling sedih yakni mahasiswa yang pernah dididiknya. 3 semister mendidik penulis dan teman-teman di pascasarja UIM. Mata kuliah sejarah pemikiran Islam dan juga sejarah peradaban Islam. Seluruh mahasiswa yang pernah diajarnya sangat menyukai pembawaan serta cara mengajar almarhum mantan Wakil Rektor VI UMI (Universitas Muslim Indonesia) tersebut.
Beliau disenangi, sebab terkadang membuat gelagak tawa seluruh isi ruangan kelas. Sebab humorisnya, tatapi beliu berwibawa, disamping punya tune suara bicara yang khas. Bernada bas, jika bertutur-kata.
Wibawa beliaulah, sehingga penulis luluh, yang tadinya kukuh dalam mempertahankan argumen judul tesis dari kalimat Sinergitas diubah menjadi Manajemen, atas saran beliau sehingga menjadi judul tesis “Manajemen Dai Kamtibmas Dalam Upaya Meningkatkan Kesadaran Keamanan dan Ketertiban Masyarakat di Kabupaten Maros.”
Penguji tesis yang paling berkesan.
“Saya tidak ragukan beliau, untuk di yudisium hari ini. Sudah dikenal sebagai dai yang bermitra dengan Polri.” ucap beliau di ruang seminar tutup Kampus UIM.
“Tapi saya kasi saran kalau nanti anda mengambil doktor, usahakan perbaiki penulisan desertasinya. Haruslah mengikuti kaidah-kaidah penulisan ilmiah. Sebab beda buku karya populer dan karya ilmiah.” Inilah nasehat beliau pada penulis menjelang dibacakan putusan sidang nilai yudisium oleh Direktur Pascasarjana UIM Dr. H. Abd Rahim Mas P. Sanjata, M.Ag. pada Selasa, 2 Desember 2020.
2020 Kampus UIM Tahun Dukacita
Pada 2 Agustus 2020 dosen penulis yang juga Direktur Pascasarjana UIM Dr. Hj Nurul Fuadi, MA wafat. Beliau dosen penulis pada mata kuliah Sejarah Peradaban Islam di semister 1 pascasarjana UIM 2017.
Belum selesai duka atas wafatnya mantan ketua Muslimat NU wilayah Sulsel. Lalu kembali pada Oktober 2020 dosen ilmu filsafat di kampus UIM yang masih keturunan Syekh Yusuf Almakassari yakni Prof. Dr. H. Basir Syam, M.Ag juga meninggal dunia.
Olehnya itu, penulis mengatakan tahun 2020 ini adalah ‘amul huzni (tahun kesedihan) bagi Kampus UIM. Sebab tiga tokoh yang figur utama dalam kemajuan kampus telah wafat. Kita semua sangat mencitai mereka, tetapi Allah lebih mencitainya.
Mata boleh menangis, hati boleh sedih. Tapi ucapan yang terlontar sebaiknya kalimat yang diridhohi Allah ﷻ atas musibah kehilangan mereka Mahaguru panutan, lalu seraya berdoa,
إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ…
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهم وَارْحَمْهم وَعَافِهم وَاعْفُ عَنْهم ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهم ، وَوَسِّعْ مَدْخَلَهم ، وَاغْسِلْهم بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهم مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ اْلأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهم دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهم ، وَأَهْلاً خَيْرًا مِنْ أَهْلِهم ، وَأَدْخِلْهم الْجَنَّةَ، وَأَعِذْهم مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَعَذَابِ النَّارِ .
اللَّهُمَّ لاَ تَحْرِمْنَا أَجْرَهم وَلاَ تَفْتِنّا بَعْدَهم وَاغْفِرْلَنَا وَلَهم وَاجْعَلِ الْجَنَّةَ مَثْوَاهم.
اَللَّهُمَّ اجْعَلْ قَبْرَهم رَوْضَةً مِنْ رِيَاضِ الجِنَانِ وَلاَ تَجْعَلْ قَبْرَه حُفْرَةً مِنْ حُفَرِ النِيْرانِ.
Dengan terpaksa di halaman angka romawi tesis penulis hanya akan ada nama Dr. H.M. Arfah Siddiq, MA tetapi tidak ditanda tangani sebab belaiu telah tiada. Penulis niatkan turut serta dalam amal jariyah tesis penulis dan insya Allah jika kelak kuliah mengambil doktor almarhum turut mendapat suplai aliran pahala. Sebab atas nasehatnya membekas dibenak hingga menjadi letupan mesiu untuk maju melanjutkan studi S3 insyaa Allah.
DOSEN YANG DICINTAI SELALU DIKENANG AKAN BUDI BAIKNYA DAN TUTUR KATA MOTIVASINYA
Kajian Dai Kamtibmas/Penyuluh Agama Islam Non PNS/DANI-Dai Anti Narkotika/DASI (Da’i Siber Indonesia) BY: Hamka Mahmud Seri 616 HP: 081285693559