Maros.reaksipress.com – 17 hari jelang pencoblosan di Pilkada Maros 2020, arus dukungan kepada pasangan calon (paslon) Bupati dan wakil Bupati Andi Toto-Andi Ilham terus mengalir. Kali ini, giliran tenaga kesehatan yang tergabung dalam Gerakan Nasional Perawat Honorer Indonesia (GNPHI) Kabupaten Maros, yang nyatakan komitmen menangkan paslon nomor 3 itu.
Pernyataan itu, disampaikan oleh sekretaris GNPHI Maros Hamsah Usman, saat menyerahkan surat dukungan kepada paslon Maros Unggul dirumah makan Idaman, bersama dengan tenaga kesehatan (perawat) Maros lainnya. Surat ini sebagai bentuk penegasan dukungan dan komitmen untuk ikut memenangkan paslon nomor 3.
“Beliau berani memberikan jaminan terhadap apa yang menjadi harapan kami para perawat. Jaminan itu berupa kesejahteraan dan pemberdayaan perawat honorer,” kata Hamsah Usman. Sabtu (21/11/2020).
Oleh jaminan itu, para tenaga kesehatan ini bahkan siap berada dibarisan paling depan untuk kemenangan Maros Unggul 9 Desember 2020 akan datang, “Kami Yakin jika terpilih menjadi pemimpin di Maros insyaallah perawat non ASN akan sejahtera. Semoga Allah berkehendak, teman-teman perawat yang sudah berjuang 10 sampai 20 tahun tanpa perhatian bisa di tingkatkan kesejahteraannya” ungkapnya.
Senada dengan itu Syahrir, yang sehari-hari bertugas sebagai perawat di Puskesmas Turikale, menyambut gembira komitmen bersama yang telah dibangun itu. Hal itu lantaran selama 8 tahun mengabdi, ia hanya mengantongi SK sukarela dari kepala Dinas.
“Selama ini, kami hanya menerima honor Rp. 500.000 perbulan. Nilai ini tidak sebanding dengan beban kerja yang dipikul. Bahkan, tak jarang bertugas 24 jam penuh melayani pasien. Melalui komitmen ini, kelak pak Andi Toto dan Andi Ilham terpilih, ada jaminan status kerja yang lebih layak karena kami layak dapatkan itu melihat bukti pengabdian kepada daerah selama ini,” bebernya.
Dukungan para perawat ini pun disambut haru Andi Toto dan Andi Ilham. Rasa itu muncul lantaran keduanya merasa terhormat diberi kepercayaan membawa perubahan bagi masa depan tenaga kesehatan di Maros.
Tidak ingin menyianyiakan kepercayaan itu, dihadapan para tenaga kesehatan itu Andi Ilham menegaskan, bahwa bukan hanya kesejahteraan yang akan diberikan. Akan tetapi, juga memberikan ruang pengabdian yang lebih luas kepada seluruh perawat untuk ikut andil hingga tingkat dusun demi peningkatan pelayanan kepada masyarakat.
“Kita akan sebar perawat dan bidan hingga ke tingkat Desa di 14 kecamatan. Puskesdes yang banyak rusak akan kita perbaiki. Setiap Desa akan kami tempatkan 2 perawat dan satu bidan,” tegas Andi Ilham.
Upaya itu akan ditempuh untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di Desa dan pencegahan terhadap penyakit berbahaya. Serta memberikan edukasi dan melakukan monitoring.
“Kita akan berikan fasilitas dan insentif bagi teman-teman perawat yang bersedia di tempatkan di 80 Desa di Kabupaten Maros,” katanya.
Sementara itu, terkait beban kerja perawat yang dianggap tidak adil dibanding pegawai yang telah berstatus ASN juga akan mendapat perhatian serius. Pemerintahan Maros unggul akan menerapkan sistem digitalisasi dalam monitoring dan pemberian insentif bagi pegawai. Tidak ada lagi beban kerja yang timpang.
” Dengan sistem digitalisasi tidak ada lagi ASN yang kalasi, siapa yang kerja produktif maka insentifnya juga akan meningkat,” kata Ilham.
Saat ini jumlah perawat non ASN diperkirakan jumlahnya lebih dari 350 orang. Sementara jumlah nakes atau tenaga kesehatan non ASN jumlahnya mencapai kurang lebih 900 orang di kabupaten Maros. Mereka tersebar di puskesmas yang ada di 14 Kecamatan. Honor yang didapatkan masing masing perawat tidak merata tergantung jumlah pasien BPJS yang terdaftar di tiap puskesmas, berkisar antara Rp. 200.00 – Rp.500.000.