Lainnya

    “ANGNGARU” JEJAK KESETIAAN MASA LAMPAU

    - Advertisement -
    - Advertisement -
    - Advertisement -
    Artikel.ReaksiPress. Tradisi “mangngaru” atau “angngaru” diawali pada masa kerajaan ketika peran bissumenegas, ia juga bertujuan mengobati masyarakat yang terkena tukusiang (gatal-gatal semacam cacar) dan ritual ini pun semacam penyampaian pesan serta doa pada dewata seuwaE untuk kesembuhan dengan cara angngaru. Orang yang melakukan Aru disebut Angngaru’(dibaca : ang – nga – ru’) berarti bersumpah, berikrar, menyatakan kesetiaan, pangngaruE / yang melaksanakan angngaru adalah seseorang yang ditunjuk /orang tertentu sebagai pemegang bendera atau panji peperangan, ketika dalam peristiwa pasukan terdesak oleh lawan, maka pangngaru melakukan bate / bekas kaki yang diperjelas, lalu menancapkan bendera diatas bate tersebut, sambil tanganya mencabut Badi’ /kawali (senjata khas sulawesi selatan) diiringi sumpah setia kepada pasukan dengan teriakan yang menggelegar untuk didengar oleh lawan, kawan ataupun botinglangi(penghuni langit) dengan tekad dan janji bahwa, “dirinya tak akan mundur dari bate  (batas kaki) yang telah menjadi penanda meski nyawa harus melayang.
    Satra lisan Angngaru yang tidak terlalu mementingkan persajakan namun lebih kepada kalimat pengakuan dan ketundukan kepada sesorang yang dianggap sebagai orang yang di hormati, misalnya sebagai berikut;
    Cini cini sai Karaeng
    Bannang kebo ri Gowa
    Tassampea ri Galesong
    Lambaraka ri Tanralili
    nakkatepokang ujung
    Nakareppekang pangngulu,
    tangnga parang pi sallang Karaeng
    Nani ciniki……………….dst.


    Dalam prosesi aru, bagi Tomanurung (sebagai penguasa awal dinasti di Sulawesi Selatan) terlaksana atau dilakukan untuk berbagai kepentingan misalnya : pengangkatan raja atau pemimpin, pernyataan setia sebelum berangkat perang atau ikrar juga harapan akan sesuatu hal misalnya menyampaikan keluh kesah atau juga memohon kesembuhan pada kerajaan langit (bhs Bugis Boting Langi) dan hanya mereka /Bissu (terj : lelaki feminim), dengan bahasa saja bisa mengerti.


    Sehubungan dengan adanya distorsi dalam implementasi pengejewantahan sikap terhadap nilai-nilai budaya luhur Bugis-Makassar ini yang mulai tergerus oleh gejolak zaman, perlu usaha untuk kembali meneladani kristal jati diri lampau itu dan menumbuh-kembangkan generasi yang menjewantahkan makna-makna kesetiaan dalam sumpah syair angngaru tersebut, sehingga tetap berpegang pada lempu, getteng adatongeng werre’ dan acca, demi keteladanan janji dan kesetiaan.

    catatan;

    ·             Seorang yang angngaru’ haruslah berpakaian adat, mengucap teks2 syair sumpah setia dengan suara lantang, tegas dan sambil menghunus keris atau badik (bugis : kawali). Aru digolongkan sebagai salah satu jenis basa kabuyu – buyu (sastra tutur) serta sudah dikenal etnis Bugis dan Makassar sejak jaman kerajaan, bahkan berdirinya suatu kerajaan umumnya diawali dengan pernyataan ikrar / sumpah antara rakyat yang diwakili para pemimpin kaum (Toddoka/Anrong/Anang) dengan calon pemimpin atau rajanya.
    ·        Bissu adalah semacam kasim yang bekerja di kerajaan dengan perawakan lelaki feminim, ia teranggap resi bagi pahaman hindu pada masa awal kerajaan di sulawesi selatan, bahkan di sebuah referensi dikatakan bahwa prasyarat kerajaan dianggap hebat ketika stratifikasi kerajaan terdapat strata bissu.
    Penulis : Kaimudin, MbCk

    Editor   : A.Maradja
    - Advertisement -

    © Copyright 2023, Semua hak dilindungi undang-undang. Materi ini tidak boleh dipublikasikan, disiarkan, ditulis ulang, atau didistribusikan ulang tanpa izin.

    Kapolda Sulsel Bantu Sumur Bor Untuk Warga

    Makassar - reaksipress. com - Kapolda Sulsel Irjen Pol Drs. Setyo Boedi Moempoeni Harso,...

    Polri Siap Gelar Operasi Mantap Brata Amankan Pemilu 2024

    Jakarta - Kepolisian Negara Republik indonesia akan menggelar Operasi Mantap Brata guna mengamankan penyelenggaraan...

    Gelapkan 500 Ton Beras Bulog, Tiga Terdakwa Dijatuhi 8 Tahun Penjara

    REAKSIPRESS.COM- MAKASSAR— Pada hari Kamis tanggal 31 Agustus 2023 bertempat di Pengadilan Tindak Pidana...

    Akselerasi Pariwisata Berdaya Saing, Rammang-rammang Juara Lima pada Ajang ADWI 2023

    Reaksipress.Com— JAKARTA- Desa Wisata Rammang-rammang, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan berhasil meraih...

    Survei Langsung Kinerja, Jaksa Agung RI Berkunjung ke Kajati Sulsel

    REAKSIPRESS.COM — MAKASSAR Jaksa Agung RI ST Burhanuddin berkunjung ke Kantor Kejaksaan Tinggi (Kajati)...

    Rangkaian HUT RI ke-78, Polres Maros Tanam 1.600 Bibit Pohon di Kampung Macakka

    Maros— Reaksipress.com- Kepolisian Resor Maros menanam 1.600 bibit pohon untuk penghijauan di kampung Macakka...